Setiap Hari Bekal Rp 5 Ribu, Guru Honorer Ini ke Sekolah Menumpang Truk Tebu
jpnn.com - Nasib guru honorer sampai saat ini masih memprihatinkan. Salah satunya Hari Triyanto, guru honorer di SDN Gayam Kidul 2, Kecamatan Botolinggo, Bondowoso, Jatim.
Pria yang biasa dipanggil Pak Trik itu harus berjuang untuk sampai ke tempat mengajar. Ayah dua anak ini hanya punya sepeda ontel, satu-satunya alat transportasi keluarga.
Sepeda ini dipakai istrinya yang juga guru tidak tetap (GTT) untuk bekerja dan mengantarkan anak-anaknya sekolah.
"Biar hemat saya menumpang truk tebu, pick up. Kadang menumpang ke sesama guru yang searah sekolah tempat saya ngajar. Ini setiap hari saya lakoni, pulang pergi cari tumpangan gratis," kata Pak Trik kepada JPNN.com, Selasa (8/10).
Dia menceritakan, sejak menikah pada 2007, sengaja hijrah dari Prajekan ke Desa Pejaten karena ikut istrinya yang juga bekerja menjadi GTT.
Saat ini dia hanya berharap pemerintah bisa memerhatikan nasib guru honorer yang kehidupannya di bawah garis kemiskinan. Untuk ke tempat tugas saja, harus menumpang truk meski berpakaian dinas.
"Mudah-mudahan ada perhatian pemerintah akan nasib kami. Kami sudah sangat lama hidup miskin. Padahal tanggung jawab kami berat harus mendidik dan mencerdaskan anak-anak didik," ucapnya.
Koordinator Honorer K2 Bondowoso Jufri mengungkapkan, banyak cerita yang menyesakkan dada. Bagaimana perjuangan para guru honorer untuk menuju ke tempat tugasnya.