Setop Penjualan LNG Murah ke China
jpnn.com - JAKARTA - Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) mendesak pemerintah untuk memutus penjualan Liquified Natural Gas (LNG) dengan harga murah ke Fujian, China. Presidium Kamerad, Haris Pertama, mengatakan transaksi penjualan LNG murah terjadi antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).
Menurutnya harga penjualan hanya 3,5 dolar AS per Metrik British Thermal Unit (MMBTU), sedangkan harga yang dipatok untuk internasional sebesar 18 dolar AS per MMBTU.
"Ini sama saja membiarkan negara kehilangan pemasukan triliunan rupiah. Yang lebih mengherankan, harga LNG untuk dalam negeri dipatok lebih dari 10 dollar AS per MMBTU," kata Haris dalam orasinya di depan Kedutaan Besar China, Kuningan, Jakarta, Selasa (18/2).
Menurutnya, penjualan LNG ke China mencapai 11 persen dari total ekspor Indonesia. Karena itu, ia menilai penjualan tersebut merupakan perampokan besar-besaran yang dilakukan pemerintah terhadap sumber daya alam Indonesia.
"Kamerad menilai sudah sangat pantas pemerintah memutus penjualan LNG ke Fujian. Jika kelak rakyat Indonesia bisa membeli gas dengan harga murah, secara tidak langsung meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia," ujarnya.
Haris pun mendesak pemerintah melalui Presiden SBY untuk menyetop penjualan gas ke China. "Kepada Presiden SBY, dimohon untuk segera mengeluarkan keputusan Men-Stop penjualan gas murah ke China dan berpihak kepada rakyat miskin," pinta Haris.
Kamerad juga menentang keras kepada Pemerintahan China, agar menghentikan pembelian gas di Indonesia. Haris pun menegaskan kepada seluruh komponen negara, agar bersama-sama bergerak bersama demi menghentikan penjajahan oleh China.
"Kami mengajak seluruh komponen bangsa untuk membebaskan Indonesia dari jajahan Penjualan Gas ke Fujian, China," tandasnya. (awa/jpnn)