Siaga Silat
Oleh: Dahlan IskanJatim kelihatan ingin banget menjaga wilayahnya agar tidak panas. Khususnya di tahun panas politik sekarang ini. Maka faktor yang dianggap berpotensi konflik dicegah sejak awal.
Ternyata yang paling berpotensi konflik justru di luar politik. Dari 515 konflik silat itu (2020-2023) yang luka berat 26 orang. Meninggal 6 orang. Luka ringan 526 orang.
Bagi yang sering ke Madiun, Magetan, Ponorogo, dan sekitarnya memang ada pemandangan baru tahun-tahun belakangan: menjamurnya prasasti Setia Hati Terate. Terutama di persimpangan-persimpangan jalan. Sampai ke desa-desa. Terbuat dari semen.
Ukurannya bervariasi sekitar 1 x 2 meter. Ada lambang SH Terate. Warna dominasinya hitam, hijau, dan merah.
Banyaknya konflik ditengarai terkait dengan persaingan di perguruan silat itu. Menjamurnya prasasti dianggap salah satu sumbernya.
Maka Pangdam Farid Makruf, Kapolda Toni Harmanto, dan Gubernur Khofifah sepakat: prasasti itu harus dievaluasi. Terutama yang dibangun di tanah fasilitas umum.
Hasil evaluasi: semua prasasti itu tidak boleh berdiri di situ. Harus dihancurkan. "Banyak yang menentang, tetapi kami jalan terus," ujar Pangdam Farid Makruf. "Lokasi itu tanah milik umum," katanya.
Sampai kemarin sudah lebih 450 prasasti yang dihancurkan. Masih banyak lagi. "Ada yang mengancam pengerahan masa sampai 15 juta orang. Kami tidak tanggapi," tambah Farid.