Siap-siap Saat Si Merah Menyapa
Hati-hati dalam memilih pembalut juga dicontohkan Komang Ritayani, 21. Mahasiswi semester akhir Jurusan Teknik Elektro ITS itu memang lebih selektif memilih produk. Sejak beberapa bulan terakhir, Komang beralih dari pembalut produk masal ke jenis herbal.
’’Awalnya setiap haid pasti dilep enggak ketulungan. Saya sampai enggak bisa bangun dari tempat tidur. Waktu konsultasi ke dokter, disarankan mengganti pembalut ke yang berbahan alami,’’ ujar gadis asal Bali tersebut.
Pembalut alami di sini tentu bukan berarti kembali menggunakan rerumputan atau bulu hewan seperti dulu kala. Tapi, lebih kepada pemilihan bahan yang lebih bersahabat dan aman bagi tubuh.
’’Pembalut biasa menggunakan produk daur ulang yang banyak mengandung dioksin, sejenis bahan yang digunakan untuk industri plastik,’’ ujarnya. Jika masuk ke dalam tubuh lewat alat kelamin, ujar dia, dikhawatirkan memperbesar risiko kanker serviks.
Pembalut herbal, ujar dia, memang dirasa lebih aman. Selain menggunakan bahan penyerap alami seperti lidah buaya, pembalut jenis itu prolingkungan. ’’Sudah ada beberapa yang dijual di pasaran,’’ imbuhnya.
Beberapa pembalut herbal juga mengikutsertakan nanosilver dalam produknya. Komponen ini dianggap efektif melemahkan serta membunuh bakteri yang banyak muncul selama masa menstruasi. Kandungan lainnya adalah unsur micromagnetic yang memperlancar peredaran darah dan mempercepat penyerapan darah.
’’Kadang juga ada yang mengandung mentol. Jadi dingin dan berfungsi menghilangkan migrain juga,’’ ujarnya. (rim/bir/c17/dos)