Siapa Membunuh Putri (9)
Si Sopir Presiden, Oleh: Hasan AspahaniDia minta tunggu sebentar karena Mr. Stephen Gwan, bos Maestrochip yang baru diresmikan itu hendak berkenalan dengan saya. Saya tak tahu apa perlunya. Toh dia sudah bertemu dengan Pak IDR dan Bang Eel.
Tak lama dia muncul, bilang terima kasih. Saya ucapkan selamat. Lalu melanjutkan basa-basi sampai ia keluar dari ruang VIP. Bang Ameng memberi isyarat pada Bang Eel agar membiarkan kami berdua.
"Ini pabrik nyaris saja gagal. Nyaris pindah ke Vietnam. Kalau terjadi, kita kehilangan investasi besar. Kita kehilangan lowongan kerja sepuluh ribu operator,” kata Bang Ameng.
"Wah, untunglah, Pak,” kata saya datar. Tak bisa saya lekas mencerna dan menentukan sikap. Apakah keadilan hukum baru satu orang pantas dikorbankan untuk pekerjaan bagi sepuluh ribu orang?
”Meskipun saya harus pasang badan, Dur," kata Bang Ameng dengan sedikit berhati-hati. Saya tak paham. Diam saya kala itu adalah diam yang menuntut penjelasan.
"Ingat otopsi Sandra? Berita yang tak naik di koranmu dulu?"
”Iya. Apa hubungannya, Bang?"
"Semua orang pasti mengira saya yang menghamili dia. Dia simpanan saya. Semua sepertinya mengarahkan kecurigaan ke saya. Meskipun saya sebenarnya hanya pasang badan."