Siapkan Skenario jika Gunung Merapi Tiba-tiba Meletus Besar
jpnn.com, BOYOLALI - Gunung Merapi mengeluarkan letusan freatik dua kali, Rabu (23/5), menyebabkan hujan abu tipis di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali.
Letusan pertama terjadi Rabu pukul 03.31 WIB. Peristiwa ini tak menimbulkan kepanikan warga. Namun warga tidak sampai mengungsi. Kemudian letusan kembali terjadi pukul 13.49 WIB dengan durasi 2 menit. Terdengar dari Pos Pantauan Gunung Merapi Babadan. Namun, kolom letusan tidak teramati dari semua pos.
Menghadapi kemungkinan erupsi Merapi ini, pemerintah di dua kabupaten terdampak dan warga di kawasan rawan bencana (KRB) III sudah mulai bersiap diri. Sejumlah skenario sudah disiapkan bila sewaktu-waktu terjadi letusan lebih besar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali sejak setahun lalu sudah membentuk desa bersaudara (sister village). Apabila terjadi erupsi Merapi, masyarakat langsung mengungsi di desa terdekat.
“Selain itu, pemkab telah menyiapkan lima gedung lengkap dengan seluruh prasarannya agar para pengungsi mendapatkan keamanan dan kenyamanan,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Boyolali Bambang Sinungharjo kemarin.
Bambang mengatakan, berdasarkan perintah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNP), KRB II dan III harus sudah dikosongkan dari aktivitas manusia. Warga yang masuk KRB III meliputi Dusun Stabelan dan Takeran, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo. Sedangkan untuk KRB II meliputi Desa Tlogolele, Klakah, Samiran, Jrakah, Lencoh, dan Suroteleng. Kemudian Cluntang, Kecamatan Musuk.
Desa-desa itu sudah memiliki lokasi untuk mengungsi nanti saat erupsi Merapi terjadi. Yakni Desa Mudal, Penggung, Kebon Bimo, Pulisen, Siswodipuran, dan Banaran. Semua berada di Kecamatan Boyolali Kota.
Kemudian di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo. “Warga sudah memiliki tempat pengungsian yang aman untuk berlindung,” kata Sinungharjo.