Sidang di MK Melelahkan, Ada yang Siapkan Tisu, Tim Pijat Didatangkan ke Hotel, Hehehe
Menciptakan suasana yang menyenangkan di antara sesama anggota tim adalah salah satu usaha untuk mengusir jenuh dan lelah. Tidak jarang, di sela brifing di luar sidang, mereka saling melempar canda.
’’Pak Wayan (I Wayan Sudirta) sering bercanda, Arteri (Arteria Dahlan) dengan celetukan-celetukannya,’’ katanya menyebut dua anggota kuasa hukum 01 lainnya. ’’Sehingga suasana tim menjadi lebih hidup,’’ lanjutnya.
Pada awal-awal setelah pengajuan jawaban, kata Taufik, beberapa di antara mereka sempat bertumbangan. Termasuk dia sendiri. ’’Tapi, begitu mulai sidang, mungkin karena ada aura positif, jadi segar lagi,’’ lanjut pria yang juga ketua DPP Partai Nasdem itu.
Dia dan para pengacara lain juga harus pandai-pandai memanfaatkan waktu istirahat. Misalnya, jeda 8 jam antara sidang saksi pemohon dan termohon, Kamis.
Mereka kembali ke hotel yang tidak jauh dari gedung MK. Begitu sampai, semua langsung lelap. Sebagian memilih sarapan sebelum kembali ke kamar. Menjelang pukul 12.00, barulah mereka kembali ke MK.
Pukul 13.00 Kamis, Anwar memang kembali membuka sidang untuk mendengarkan saksi dan ahli KPU selaku termohon. Untung, KPU tidak mengajukan satu pun saksi, melainkan hanya dua ahli.
Itu pun hanya satu yang bicara. Sebab, satu ahli lainnya tidak hadir dan hanya memberikan keterangan tertulis.
Sidang pun berlangsung singkat, ’’hanya’’ 2,5 jam. Para pihak kembali ke markas masing-masing untuk beristirahat. Tapi, sebagian lagi masih harus melayani permintaan wawancara puluhan wartawan. Juga permintaan siaran langsung beberapa stasiun televisi.
Sementara itu, bila ada jeda istirahat, misalnya makan siang, Taufik dan kolega sudah punya lokasi langganan: salah satu restoran di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, sekitar 150 meter dari gedung MK.