Silakan Baca, Respons Pak SBY Sikapi Tuduhan Asia Sentinel
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi pemberitaan Asia Sentinel tentang skandal di era pemerintahannya. Ketua umum Partai Demokrat (PD) itu menepis semua tuduhan yang diberitakan Asia Sentinel melalui artikel berjudul Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy’.
Dalam wawancara khusus dengan Harian Rakyat Merdeka, SBY membantah tuduhan yang menyebutnya telah melakukan pencucian uang hingga USD 12 miliar atau setara Rp 177 triliun sejak bailout Bank Century pada 2008. Bahkan, Presiden RI selama dua periode itu siap dihukum jika memang melakukan tindakan sebagaimana pemberitaan Asia Sentinel.
"Tangkap dan penjarakan saya kalau fitnah itu benar. Kalau tidak benar, saya tuntut yang mengeluarkan dan menyebarluaskan fitnah itu sebesar Rp 177 triliun. Uang itu selanjutnya semuanya akan saya serahkan kepada saudara-saudara saya rakyat Indonesia yang kurang mampu,” ujar SBY.
Rakyat Merdeka menggambarkan SBY dalam wawancara itu terlihat menahan emosi. Namun, pensiunan TNI dengan pangkat jenderal itu tetap tenang.
“Kalau memang kesatria dan bertanggung jawab, yang menuduh saya melakukan pencucian uang dengan jumlah yang sulit saya bayangkan itu, apakah orang asing atau sesama bangsa Indonesia, politisi, intel atau jenderal, termasuk yang ada di barisan penguasa, mari kita selesaikan urusan ini. Jangan lempar batu sembunyi tangan. Jangan memancing di air keruh.”
SBY merasa dirinya terus disudutkan lantaran pilihan politiknya. Dia bertanya apakah upaya menyudutkannya itu ada kaitannya dengan Pemilu 2019.
"Apa politik itu harus begini? Apakah fitnah yang keji dan pembunuhan karakter terhadap saya ini dikaitkan dengan pemilihan umum 2019 ini? Apakah memang saya dianggap sebagai orang yang mengganggu kepentingan pihak-pihak tertentu di negeri ini? Apakah sebagai warga negara, saya tidak boleh menyampaikan pandangan dan pilihan politik saya? Apakah saya harus mengasingkan diri di sebuah pulau terpencil, seperti di era penjajahan dulu, supaya saya tidak bisa berbicara dan melakukan kegiatan politik?" tuturnya.
Selanjutnya SBY menegaskan, bailout untuk Bank Century dilakukan karena Indonesia terdampak krisis global 2008. Menurutnya, dugaan penyimpangan dan korupsi dalam kasus Century juga sudah ditindaklanjuti baik secara politik ataupun hukum.