Silakan Simak, Fadli Zon Beber Bukti Sejarah Sumbar Pancasilais
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM) Fadli Zon menyatakan bahwa Sumatera Barat (Sumbar) apalagi orang Minang sangat Pancasilais, bahkan ikut merumuskan Pancasila.
Fadli lantas membeber sejumlah bukti-bukti sejarah yang menunjukkan orang Sumbar maupun Minang sangat nasionalisme dan Pancasilais.
Hal ini diungkap Fadli dalam program ILC “Sumbar belum Pancasilais?” di Tv One, Selasa (8/9) malam, yang membahas pernyataan Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani “Semoga Sumbar menjadi provinsi yang benar-benar mendukung negara Pancasila”.
Fadli menegaskan bahwa Kota Bukittinggi, Sumbar, sempat menjadi ibu kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) selama delapan bulan ketika terjadi Agresi Militer II Belanda pada Desember 1948, dan penangkapan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lainnya.
Fadli yang juga anggota Komisi I DPR ini menegaskan bahwa PDRI kala itu mempertahankan eksistensi Indonesia.
“Di situ perjuangan dari Pemerintahan Darurat Republik Indonesia justru mempertahankan eksistensi Indonesia. Karena kalau tidak ada PDRI, tidak ada lagi eksistensi Indonesia," kata mantan wakil ketua DPR itu.
Menurut politikus Partai Gerindra ini, saat itu pemimpin delegasi Belanda Herman Van Royen di forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan Indonesia sudah tidak ada, pemimpinnya telah ditangkap, rakyat ditundukkan, serta wilayah mereka kuasai.
Namun, Fadli menegaskan, dengan adanya PDRI yang kala itu pesannya dikirim lewat radio oleh sender-sender Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), perjuangan di Sumatera maupun Jawa dan daerah lainnya, berhasil menunjukkan RI masih eksis.