Simak, Respons Kementan Tentang Penurunan NTP dan NTUP di Bulan April 2021
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kuntoro Boga Andri merespons fenomena penurunan nilai NTP dan NTUP bulan April 2021.
Menurutnya, hal ini menjadi hal yang kerap terjadi di tengah panen raya yang terus berlangsung di berbagai tempat.
“Kita tahu saat ini panen raya masih terjadi di berbagai sentra produksi padi dan hortikultura. Di sinilah kunci pemerintah untuk hadir membantu petani agar mendapatkan harga yang layak. Pemerintah tidak membiarkan harga anjlok,” tegas Kuntoro di Jakarta, senin (3/5/2021).
Kuntoro menjelaskan gerakan serap gabah dan pengendalian harga ditingkat petani yang dilakukan sinergis oleh Bulog, BUMN kluster pangan, dan pemerintah daerah agar mampu mencegah turunnya NTP lebih dalam. Momentum ini harus menjadi signal masih munculnya harga jual yang belum sesuai dengan HPP di beberapa daerah.
Menurutnya, tahun ini nilai NTP dan NTUP year on year (yoy) bulan April, jauh lebih baik dibandingkan tahun 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) nasional pada April 2021 sebesar 102,93 atau naik 2,60 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 100,32. Kondisi ini menunjukkan adanya perbaikan tata kelola distribusi produksi dan pemasaran.
“Subsektor tanaman pangan dan hortikultura memang yang terkontraksi bulan april ini. Namun Sub sektor perkebunan dan peternakan nilainya masih positif di bulan ini. Fenomena panen raya yang seperti ini memang sudah perkirakan dan antisipasi, dan langkah yang kita lakukan sudah cukup baik sehingga kontraksi nilai NTP tidak sekuat tahun lalu,” jelas Kuntoro.
Tidak hanya itu, Secara nasional, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Januari–April 2021 lebih tinggi 0,55 persen dibandingkan NTUP Tahun 2020 pada periode yang sama.
NTUP merupakan perbandingan antara Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) dengan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).