Sindrom Ovarium Ancam Wanita Subur, Ini Solusinya, Mudah
"Diagnosis PCOS biasanya dibuat oleh dokter berdasarkan kombinasi gejala, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah untuk mengukur tingkat hormon, dan pemeriksaan ultrasonografi ovarium," tutur Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Siloam Sriwijaya Dr. Oriza Z., SpOG(K)-FER.
Sindrom Ovarium Polikistik secara umum dapat diketahui setelah tiga tahun, yaitu sejak siklus menstruasi pertama kali dialami para wanita. Sehingga diperlukan tahap evaluasi jika merasakan sejumlah gejala yang telah disebutkan.
Meski demikian, para wanita tidak perlu khawatir karena saat ini PCOS dapat dicegah dan diobati. Tentunya harus sesuai dengan gejala dan saran dari dokter setelah dilakukan pemeriksaan.
"Pencegahan selalu lebih baik, selain lebih mudah dilakukan juga dapat terhindar dari penyakit," lanjutnya.
Salah satu upaya, lanjut Oriza, dengan memodifikasi lifestyle menjadi lebih baik, seperti pola makan yang sehat, istirahat dan olahraga dengan intensitas cukup sekaligus mengendalikan stress. Poin utama pencegahan ini selain memperlancar siklus menstruasi dan mencegah PCOS, sekaligus mencegah penyakit penyakit lainnya.
Mengubah gaya hidup menjadi sangat penting di kalangan wanita untuk mencegah PCOS.
"Hanya saja, bagi yang terpapar sindrom ovarium polikistik, diperlukan pengobatan atau terapi hormonal, yang biasanya ditempatkan sebagai pilihan pertama untuk mengelola PCOS ini," ucapnya.
Ada beberapa kasus PCOS diperlukan operasi, melalui laparoskopi yaitu dengan melakukan drilling ovarium, katerisasi ovarium dan pengecilan ovarium, dibuang sehingga diharapkan dapat menurunkan kondisi hiperandrogennya. Tindakan ini dapat menjadi pilihan apabila penderita menginginkan suatu kehamilan.