Sinergi Atma Jaya-Perhumas Jadikan Komunikasi Tetap Relevan dalam Keilmuan dan Praksis
jpnn.com, JAKARTA - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) dan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) sepakat untuk menjalin kerja sama strategis berupa pengembangan dan pelatihan peningkatan mutu pendidikan di bidang komunikasi ke seluruh jajaran fakultas dan unit kerja lainnya di lingkungan kampu.
UAJ juga bakal menyediakan pakar-pakar keilmuan di berbagai bidang sesuai kebutuhan PERHUMAS di level nasional dan internasional.
Nota kesepahaman antara UAJ dan PERHUMAS berlangsung di Kampus Atma Jaya Semanggi, Jakarta, Jumat (17/5).
Acara penandatanganan dilakukan oleh pimpinan puncak masing-masing organisasi, yaitu Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K) selaku rektor dan Boy Kelana Soebroto, MCIPR selaku ketua umum PERHUMAS.
Keduanya sama-sama menyadari bahwa fungsi strategis komunikasi kian dibutuhkan dan menjadi kunci untuk melancarkan pemahaman sekaligus untuk mendapatkan dukungan bagi pengembangan keilmuan dari masing-masing program studi yang ada di lingkungan kampus.
Sementara manfaat bagi PERHUMAS adalah tersedianya pakar-pakar keilmuan yang dapat membantu pengembangan komunikasi baik secara riset dan keilmuan maupun dalam aspek praktisnya.
“Dalam era yang kian mengglobal dimana kompleksitas dan ketidakpastian begitu mendeterminasi, membutuhkan peran dan fungsi komunikasi strategis untuk meningkatkan kualitas keilmuan di kampus. Selain itu, adanya tambahan dari perspektif komunikasi akan meningkatkan kemampuan softskill mahasiswa dalam berkomunikasi yang akan bermanfaat dan dirasakan saat bekerja di lapangan nanti,” kata Rektor Unika Atma Jaya Jakarta Prof. Yuda Turana.
Prof. Yuda yang juga merupakan tokoh Alzheimer Indonesia itu mengatakan, kerja sama dengan PERHUMAS juga menyangkut dalam melaksanakan kegiatan terkait riset-riset terbaru dan pengabdian pada masyarakat sebagai iImplementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang betul-betul relevan dalam membantu memberikan solusi bagi persoalan yang ada di tengah masyarakat Indonesia.