Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sinyal Ekonomi Membaik

Minggu, 15 September 2013 – 06:59 WIB
Sinyal Ekonomi Membaik - JPNN.COM

Program inspiratif tersebut kali pertama digagas oleh tiga orang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan anak-anak daerah dan juga nilai kebhinekaan Indonesia. Mereka adalah Ayu Kartika Dewi, Aichiro Suryo Prabowo, dan Dyah Widiastuti.

Ketiganya pun membikin konsep pertukaran pelajar antardaerah di seluruh Indonesia yang kemudian diberi nama program SabangMerauke. Konsep program tersebut lantas disertakan dalam kompetisi Pertamax ApaIdemu dan meraih juara dua. Gerakan SabangMerauke sendiri didirikan bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2012.

Dyah Widiastuti yang akrab disapa Wiwie menuturkan, latar belakang berdirinya gerakan tersebut sebenarnya dari pengalaman setiap pendirinya yang pernah menjadi golongan minoritas. Wiwie yang pernah menempuh studi S-2 di University College, London, merasakan bagaimana menjadi kalangan minoritas sebagai muslim di Inggris. Begitu juga Aichiro yang juga pernah bersekolah di Belgia, yang rata-rata penduduknya beragama Katolik.

Sementara Ayu Kartika Dewi merupakan salah satu pengajar muda dari program Indonesia Mengajar gagasan Anis Baswedan. Kala itu Ayu ditempatkan di Halmahera, di salah satu desa yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Di desa tersebut para orang tua merecoki pemikiran yang salah terkait orang Kristen akibat konflik horizontal di Maluku pada 1998 antara orang Islam dan Kristen. Padahal, anak-anak tersebut sama sekali belum pernah bertemu orang Kristen. Karena itu, ketiganya sepakat mendirikan gerakan SabangMerauke agar setiap anak Indonesia mengenal baik keberagaman suku dan budaya di negaranya sendiri.

”Jadi, anak-anak Indonesia itu tidak mudah berprasangka sebelum mengenal lebih jauh anak-anak dari daerah lain,” ujar Wiwie.

Seusai kompetisi Pertamax ApaIdemu, sekitar Januari 2013 ketiganya mengajak beberapa orang sepaham untuk bergabung dengan gerakan tersebut. Akhirnya, delapan orang tim perumus berkumpul untuk mematangkan konsep gerakan SabangMerauke.

Mayoritas tim perumus merupakan alumnus pengajar muda dari program Indonesia Mengajar yang memiliki latar belakang pengalaman mengajar di daerah terpencil di Indonesia.

JAKARTA - Ekonomi Indonesia yang terengah-engah karena tekanan bertubi-tubi, sepertinya akan mendapat kesempatan bernafas. Hasil kajian Bank Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close