Sisi Gelap Algoritma TikTok yang Mengancam Kesehatan Jiwa dan Pikiran Pengguna
Penyelidikan yang dilakukan oleh triple j Hack dan Four Corners dari ABC menguak jika TikTok mengekspos konten berbahaya bagi warga Australia, karena kemampuan mengendalikan konten berdasarkan keinginan penggunanya ataupun pandangan politik mana yang mendapat paling banyak perhatian.
TikTok mengklaim misinya untuk "menginspirasi kreativitas dan membawa kegembiraan". Namun, cara kerja aplikasi itu justru berisiko menyesatkan cara generasi muda melihat dunia.
Ketika bermain TikTok, kita tidak memilih konten yang ingin kita tonton. Video terus bergulir tanpa henti.
Setiap halaman utama pengguna yang diberi nama "For You" atau "Untuk Kamu", dibuat unik untuk masing-masing penggunanya.
Apa yang muncul di halaman pengguna dipilihkan secara otomatis lewat algoritma, atau sekumpulan instruksi terkomputerisasi, yang secara teori, menebak konten apa yang ingin kita lihat selanjutnya dan terus menhadirkannya.
Ketika membuat akun TikTok, secara otomatis aplikasi itu akan mengumpulkan data lokasi, gender dan umur dan, lebih kontroversialnya lagi, data wajah kita.
Semakin sering kita memberi "like" pada sebuah video, menjadi 'follower' akun tertentu, atau menonton video TikTok tertentu sampai habis, semakin banyak juga yang dipelajari algoritma TikTok soal minat kita.
"Yang membedakan TikTok ... adalah seberapa akurat dan cepat sistem pemberi rekomendasi halaman For You ini," ujar peneliti Queensland University of Technology, Dr Bondy Kaye.