Sisi Gelap Algoritma TikTok yang Mengancam Kesehatan Jiwa dan Pikiran Pengguna
"Sulit sekali untuk mematahkan siklus ini. Sudah dirancang sedemikian rupa sehingga konten yang disaksikan tidak ada ujungnya."
Semakin sering 'scroll', semakin banyak iklan yang kita lihat. Inilah yang menyebabkan perusahaan induk TikTok di Tiongkok, ByteDance untuk bernilai lebih dari $250 miliar.
Menjadi sebuah obsesi
Ketika Lauren mengunduh TikTok, algoritmanya menampilkan video 'influencer' fitness terkenal yang bentuk tubuhnya serupa dengannya.
'Influencer' itu selalu memperhitungkan asupan makanan yang dikonsumsinya dan telah menurunkan berat badan secara signifikan.
"Ketika saya [mengikuti] dia, konten serupa mulai bermunculan," kata Lauren.
"Yang saya tonton bukan lagi video gerakan tarian lucu atau semacamnya. Fokusnya cuma di 'fitness' dan gaya hidup sehat."
Algoritma TikTok mendorong Lauren untuk mengikuti tren viral untuk mencatat seberapa banyak kalori yang ia konsumsi setiap harinya.
Kebiasaan ini, menurut pakar, bisa menyebabkan gangguan makan.