Siswi Korban Perkosaan Nyaris Dikeluarkan Sekolah
Saat itu, kedua teman kelas T tersebut sedang tidak berada di kosan. Setelah makan, T lalu memaksa korban masuk ke dalam kosan dan melampiaskan nafsunya. Tak lama, A dan P datang ke kosan dan memergoki kekerasan seksual yang dilakukan T.
Hardiyan mengungkapkan, A dan P mengancam akan mengarak T dan korban. Untuk menutup mulut, T berniat membayar A dan P sebesar Rp 200 ribu. A dan P menolak uang tutup mulut itu dan justru berniat turut memperkosa korban. Ketiganya kemudian memperkosa korban secara bergantian.
Sebulan sebelum pemerkosaan yang dilakukan tiga pelajar itu terjadi atau tepatnya pada 24 Agustus, korban juga sempat disetubuhi oleh pelaku T seorang diri. Saat itu, NFR yang selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) berpapasan dengan pelaku T di lantai tiga gedung sekolah mereka yang berada di Jakarta Timur.
Pelaku T yang sempat menjalin hubungan asmara dengan korban mengatakan, akan membicarakan suatu hal dengan NFR. Sesampainya di lantai tujuh gedung sekolah tersebut, ternyata T menarik korban ke dalam toilet dan melampiaskan hasratnya. ”Korban pun tak bisa melawan. Setelah itu korban tidak pernah bertemu lagi dengan pelaku,” katanya.
Dikatakan, setelah terjadinya peristiwa itu, korban mengalami perubahan sikap. Kondisi tersebut ditambah dengan kondisi korban yang tidak kunjung datang bulan membuat keluarga curiga.
”Sempat bertanya-tanya karena curiga tidak mens. Setelah ditanya keluarga, akhirnya kasus ini terbuka,” kata Suyadi.
Ibu korban berinisial P melaporkan perbuatan para pelaku ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestro Jakarta Timur. Ketiga pelaku diamankan petugas pada Selasa (10/12). Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan. (dni)