Soal Habib Rizieq, Ferdinand Ajak Prof Jimly Merenung
"Kita ini bangsa yang berlandaskan Pancasila, kekeluargaan dan persatuan. Maka rekonsiliasi itu baik dan bagus. Tetapi masalahnya di sini rekonsiliasi seperti apa? Tentu rekonsiliasi harus dengan syarat-syarat kebangsaan bukan syarat-syarat pribadi," ujar Ferdinand.
Salah satu syarat rekonsiliasi itu menurut Ferdinand, menerima Pancasila secara mutlak, menjaga toleransi, menghargai perbedaan dan lain-lain yang sifatnya kebangsaan.
Nah, dia mempertanyakan apakah syarat itu akan diterima oleh Habib Rizieq yang selama ini publik sudah mengetahui bagaimana sepak terjangnya.
"Apakah Prof Jimly sudah memikirkan ke sana? Kalau syarat-syarat kebangsaan itu diterima oleh HRS tentu sangat baik. Bahkan saya berani bersuara mengusulkan beliau jadi anggota wantimpres apabila menerima syarat kebangsaan tadi," tutur pria asal Sumatera Utara ini.
Berikutnya, Ferdinand tidak sependapat dengan Prof Jimly yang seolah menempatkan pemerintah sebagai pihak yang jahat dan memusuhi Habib Rizieq, pemerintah tidak mau rekonsiliasi dan merangkul HRS, serta seolah pemerintah mencari-cari upaya untuk terus memusuhinya.
"Menurut saya ini salah, tidak benar demikian. Apalagi Prof Jimly menyatakan ini salah satu residu pilpres kemarin. Lha wong Prabowo saja yang kompetitor pilpres dirangkul Jokowi demi keutuhan bangsa, tetapi kan dengan syarat kebangsaan juga yaitu persatuan sehingga Prabowo bisa berangkulan dengan Jokowi," tutur Ferdinand.
Maka dari itu, dia tidak sependapat kalau Prof Jimly Asshiddiqie menyalahkan pemerintah. Sebab, katanya, masyarakat mengetahui bahwa sejak dulu Habib Rizieq selalu berhadap-hadapan secara politik dengan pemerintah, bahkan menolak mengakui pemerintahan Presiden Jokowi saat ini.
"Bukankah dengan kondisi itu justru HRS yang terlihat tak siap rekonsiliasi? Mari coba saya mengajak Prof Jimly merenung dan melihat ke belakang supaya kita bisa mengambil kesimpulan untuk ke depan," ucap Ferdinand.