Sopir Taksi Maksi
Oleh Dahlan IskanSenin, 21 Januari 2019 – 05:00 WIB
Sisa-sisa kekuatannya untuk usaha di Jawa. Mengerjakan tambang galian C. Milik seorang pejabat tinggi. Pembayarannya juga macet.
“Ceknya masih di tangan saya,” kata Irfan.
Lalu ada proyek swasta lain: Meikarta. Sisa terakhir kemampuannya dikerahkan di sana: tidak dibayar juga.
Selesai.
Jadi sopir Taksi.
Bukan sopir sembarangan.
Penumpang asing dari mana pun bisa diajak bicara: Inggris, Jerman, Belanda, Mandarin, Jepang.
Ia juga jadi motivator. Untuk sesama sopir Blue Bird. Bosnya yang minta itu. Termasuk mengajari penggunaan Android di kalangan sopir.