Sopir Taksi Maksi
Oleh Dahlan IskanSenin, 21 Januari 2019 – 05:00 WIB
“Apakah istri membolehkan Anda jadi sopir taksi?” tanya saya.
“Istri saya tidak pernah berkomentar tentang suaminya. Kalau dia berkomentar berarti bukan istri saya,” katanya.
Ups…
Yang punya potensi berkomentar adalah anak wanitanya. Anak sulung. Lulusan Binus. Yang kini jadi manajer di perusahaan asing.
“Tapi kalau sampai anak saya itu melarang bapaknya jadi sopir taksi, saya akan minta padanya untuk antarkan bapaknya ini ke panti jompo,” ujar Irfan.
Dua anaknya yang lain masih kuliah dan SMA.
Ups…
Saya harus menemukan kejutan ketiga.