Sosialisasi 4 Pilar MPR di Nagekeo, Gus Jazil: Masyarakat Flores Sudah Terapkan Nilai-Nilai Pancasila
“Soal toleransi, kita menjadi rujukan bangsa lain,” paparnya. Ia mencontohkan Afghanistan pernah belajar soal toleransi di Indonesia. Padahal menurut Jazilul Fawaid, Indonesia terdiri dari ribuan pulau, beragam agama, bahasa, dan budaya. “Kekayaan dan keberagaman menjadi perekat,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Jazil juga menyampaikan fungsi dan tugas kedudukan MPR. Disampaikan kepada peserta sosialisasi, MPR di masa lalu dan masa saat ini berbeda. Di masa lalu, MPR merupakan lembaga tertinggi. Presiden pada masa itu adalah mandataris MPR. “Presiden saat itu dipilih oleh MPR,” paparnya.
Adanya reformasi membuat MPR tak seperti dulu. MPR menjadi lembaga negara setara dengan Presiden, DPR, MK, DPD, MK, KY, BPK, dan MA. Meski demikian MPR mempunyai tugas mengubah UUD. Diungkapkan, beberapa waktu yang lalu, ketika ada wacana melakukan amandemen terbatas, pimpinan MPR melakukan kunjungan ke berbagai ormas keagamaan. Dalam pertemuan tersebut MPR meminta masukan soal wacana amandemen terbatas. Bila ada masukan soal amandemen, mana yang perlu dan apa saja.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid (kanan) didampingi anggota MPR Dipo Nusantara Pua Upa foto bersama dengan Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco usai Sosialisasi Empat Pilar di Nagekeo, Rabu (29/7) malam. Foto: Friederich Batari/JPNN
Dalam kesempatan yang sama, Dipo Nusantara menyebut 4 Pilar sudah final. Sama seperti yang dikatakan Jazilul Fawaid, masyarakat Nusa Tenggara Timur sudah melaksanakan nlai-nilai Pancasila. Hal demikian bisa dilihat dalam kehidupan keseharian.
Saat pesta adat dan budaya, masyarakat yang beragam agama bisa melakukan bersama dengan membagi tugas masing-masing. “Hal demikian yang perlu dilestarikan,” tegasnya.(jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: