Sosok Bung Karno di Mata Wartawan: Tidak Ada Sekat dan Jarak, Penuh Inspirasi
"Tak jarang, tulisan-tulisan kurang tepat dalam bahasa Inggris dikoreksinya,” kenang wartawan Harian Rakyat era 1960-an itu.
Dengan latar belakang seorang guru, Bung Karno mengkritik dengan langsung mencontohkan.
Cara Bung Karno mengkritik pun elegan, tidak membuat para wartawan merasa gusar, tetapi sangat bangga dengan pengajarannya.
“Saya ingat di Istora Senayan, ada pembukaan Festifal Film Asia-Afrika. Pada saat itu ada spanduk dengan kata strengthen. Yang mengonsep mungkin benar, tetapi seharusnya kurang ‘s’ jadi ‘strengthens’,” ceritanya.
Martin menilai latar belakang Bung Karno sebagai penulis, karikaturis, dan media, sangat membentuk kepribadian Putra Sang Fajar menjadi sosok yang sangat detail.
Sastrawan asal Sumatera Utara ini juga menceritakan pengalamannya bersama Bung Karno.
Di samping sangat menghormati jurnalis, Bung Karno juga menghargai seseorang yang memiliki semangat juang tinggi.
Usai peringatan Dasawarsa Konferensi Asia Afrika, Bung Karno mengantar Perdana Menteri Kamboja Norodom Sihanouk sampai ke mobil. Saat itu, Aleida tetap menunggu di tangga atas Istana Merdeka.