Spanyol Kerahkan Ribuan Polisi Hadang Referendum Catalunya
jpnn.com, BARCELONA - Pemerintah Iraq dan Spanyol menghadapi tantangan sejenis sekarang ini. Kalau Iraq tak mengakui hasil referendum kemerdekaan Kurdi di Kurdistan, Spanyol berupaya agar referendum serupa di Catalunya tak sampai berlangsung pada Minggu (1/10).
Kemarin, Kamis (28/9), pihak kepolisian Barcelona menyegel sebuah gudang yang menyimpan kotak-kotak balot. Mereka menegaskan akan menghentikan siapa saja yang berusaha memindahkan kotak-kota itu ke lokasi lain.
Sebelumnya, mereka telah menutup semua website yang menginformasikan referendum dan mengamankan 10 juta balot. Di balot itu hanya ada satu pertanyaan: Apakah Anda ingin Catalunya menjadi negara merdeka dalam bentuk republik?
Pemerintah Spanyol telah mengerahkan setidaknya 6 ribu petugas kepolisian ekstra untuk menghalangi referendum. Termasuk pasukan paramiliter Guardia Civil.
Mereka menyewa enam kapal untuk tempat tinggal sementara para polisi yang ditempatkan di Barcelona dan Tarragona itu. Dalam kurun waktu sepekan lalu, setidaknya ada 14 pejabat di Catalunya yang ditangkap.
Presiden Catalunya Carles Puigdemont tampaknya sudah mempersiapkan kemungkinan halangan dari pemerintah pusat itu. Melalui akun Twitter-nya, dia menginformasikan kepada Catalan –sebutan untuk warga Catalunya– bahwa ada aplikasi khusus untuk menemukan tempat pemungutan suara saat referendum nanti.
Dia juga mengungkapkan bahwa tidak mungkin pemerintah pusat bisa menjaga seluruh Catalunya. ”Kami tidak akan menyarankan siapa pun untuk melakukan tindak kekerasan meski pemerintah Spanyol terus memberikan tekanan untuk memblokade pemungutan suara Minggu nanti,” ujar Puigdemont seperti dilansir harian El Diario.
Dia menegaskan, menggelar referendum bukanlah sebuah kejahatan. Referendum hanyalah satu tahapan. Kalaupun nanti mayoritas penduduk memilih ya, tidak berarti Catalunya langsung mengajukan perpisahan. Masih ada tahapan-tahapan lain yang akan dibahas.