SPI Minta Konflik Tanah dan Normalisasi Harga Sawit Diatasi
Salah satu perwakilan mahasiswa, Riski, berharap kepada pemerintah agar secepatnya menyelesaikan konfik agraria dan menekan pihak terkait agar harga kelapa sawit bisa kembali normal.
"Saya dan rekan mahasiswa lainnya juga anak petani. Kini kami tertekan, karena akibat anjloknya harga sawit kami tak bisa membayar uang kuliah. Bahkan untuk kebutuhan makan saja sangat susah saat ini. Kepada pemangku kepentingan diminta agar mampu menstabilkan harga sawit di Pasbar. Karena masyarakat juga sudah resah. Sebab saat ini harga sawit masih berkisar Rp600 sampai Rp900 perkilogramnya," jelasnya.
Setelah para pengunjuk rasa menyampaikan orasi di halaman kantor bupati, mereka diajak Sekretaris Daerah melakukan pertemuan di ruangan Sekda Andrinaldi.
"Kami akan berupaya menyikapi tuntutan massa dengan cara mencari jalan keluarnya. Sebenarnya bebarapa tuntutan sudah dilakukan, termasuk pembentukan tim dan memfasilitasi persoalan konflik agraria yang ada di Pasbar," kata Andrinaldi.
Pantauan Padang Ekspres, pelaksanaan unjuk rasa itu berjalan aman dan tidak anarkis. Sejumlah pihak kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja dan TNI ikut serta mengamankan unjuk rasa di halaman kantor bupati tersebut.
Setelah menyampaikan tuntutannya kepada bupati, lalu be beberapa orang diutus dari perwakilan massa untuk bermusyawarah di ruang kantor sekda setempat, guna mencari penyelesaian masalah lahan ini.
Setelah melakukan dialog sekitar satu jam bersama sekdadan jajarannya massa membubarkan diri dan melanjutkan aksi ke kantor ATR/BPN dan Kantah Pasbar.(roy)