Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Srikandi TNI AL Ini, Manusia Ikan yang Belum Tersaingi

Jumat, 17 April 2015 – 16:02 WIB
Srikandi TNI AL Ini, Manusia Ikan yang Belum Tersaingi - JPNN.COM
Sersan Mayor Susmarlini (kiri) dan Kapten Laut Rasnah, dua srikandi TNI-AL yang berprestasi di kesatuan masing-masing. Foto: Suryo Eko Prasetyo/Jawa Pos

”Saat kejuaraan renang Selat Madura Hari Armada 2014, ada senior yang melarang saya ikut, khawatir tidak ada juara baru,” cerita Rasnah di sela-sela latihan dayung di Dermaga Kalimas, Ketabang Kali, Surabaya, Kamis (16/4).

Ibu satu anak kelahiran Malino, Sulawesi Selatan, itu pun menuruti imbauan seniornya tersebut. Dia bisa memahami pelarangan itu karena regenerasi perenang laut dan menyelam di jajaran Kowal memang termasuk lambat.

Alumnus SGO Negeri Makassar 1988 itu masuk Kowal melalui jalur Pendidikan Calon Bintara Militer Sukarela VII/1 pada 1988. Penempatan pertama di Subdirektorat Perawatan Personel Dinas Administrasi Personel Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) menjadi kesempatan Rasnah menjelajahi perairan Indonesia Barat. ”Penyelaman pertama di Kepulauan Seribu mengasah renang laut saya,” tutur Rasnah.

Berkat skill yang di atas rata-rata di bidang renang dan menyelam, Rasnah lalu dipindahtugaskan ke Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya. Di kampus AAL Bumimoro itu, dia dipercaya sebagai kepala Subseksi Operasi Administrasi Jasmani Departemen Jasmani AAL.

Seiring tugasnya itu, prestasi Rasnah tambah moncer. Bahkan, dia menambah kemahirannya di bidang atletik, yakni di nomor lempar cakram dan lempar lembing. Bukan hanya itu. Dia juga menekuni tenis lapangan serta anggar.

”Saya memang tidak bisa diam. Karena itu, waktu saya di luar tugas kantor, ya di lapangan atau di kolam renang,” paparnya.

Berbagai destinasi renang laut dan menyelam di wilayah Indonesia Timur telah dia jelajahi. Dia mengaku paling terkesan ketika mengikuti survei lokasi selam eksotis dan menantang di Gili Labek, Sumenep. Salah satu kepulauan terluar Jatim itu harus ditempuh empat jam dengan menggunakan perahu karet.

”Ketika itu saya orientasi medan sebelum pejabat-pejabat menyelam di lokasi tersebut. Medannya benar-benar ekstrem dan banyak bulu babi beracun. Karena itu, tidak kami rekomendasi untuk diselami,” kenang Rasnah.

ENAM srikandi Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) dinilai mempunyai kemahiran di atas rata-rata, bahkan bila dibandingkan dengan prajurit pria. Sabtu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close