Sriwijaya FC Dekati Zona Degradasi, Para Suporter Mulai Risau
Tapi statusnya belum jelas. Apakah marquee player atau pemain biasa. Jika pemain biasa, maka Hilton Moreira atau Alberto Beto Goncalves yang akan jadi korban. Tapi jika dia marquee player maka Tijani Belaid yang dilego. Sudah statusnya belum jelas, kualitasnya juga belum bisa dipastikan karena dia harus melalui proses seleksi.
Diakuinya, jika kualitas Vitor sesuai kebutuhan tim, bagus buat Sriwijaya FC. Lini belakang tambah kuat jika Bio Paulin juga bisa main. Dengan lini belakang yang kokoh akan menambah ketenangan para striker mencetak gol.
Mengingat, fokus para penyerang selama putaran pertama Liga 1 lebih sering turun membantu pertahanan. Contoh Hilton Moreira atau Beto sering mem-back up lini tengah saat diserang. Padahal Beto termasuk striker yang sudah berumur.
Sementara para gelandang sibuk membantu lini belakang. Kondisi ini diakuinya tidak ideal untuk tim sekelas Sriwijaya FC. Sementara kebutuhan pemain untuk posisi lainnya belum juga muncul.
“Jika melihat klub lain sudah agresif datangkan pemain untuk perkuat tim. Sementara Sriwijaya FC belum jelas siapa yang direkrut sementara untuk yang keluar sudah jelas. Maldini Pali dan Hendra Sandy. Jujur, kami belum puas dengan pergerakan Sriwijaya FC di transfer window ini,” tukasnya.
Kelompok suporter Sriwijaya FC lainnya, Singa Mania, juga gelisah dengan aksi manajemen di bursa transfer pertengahan musim ini. Skuat Sriwijaya FC belum menunjukkan perubahan berarti. Padahal putaran kedua sudah mulai 4 Agustus, sementara bagi Sriwijaya FC 5 Agustus dengan menantang tuan rumah Borneo FC di Kalimantan.
“Kami belum puas dengan pergerakan Sriwijaya FC di transfer window. Memang sudah didatangkan bek tengah asing, tapi belum tahu juga apakah dia pemain bagus atau gak. Marquee player atau gak. Kalau memang marquee player, masak iya mau diseleksi,” ungkap Ketum Singa Mania, Ariyadi Eko Neori, Rabu (2/8).
Sriwijaya FC memang butuh bek tangguh di jantung pertahanan. Rapuhnya pertahanan selama putaran pertama memaksa Sriwijaya FC kebobolan 21 gol. Itu menjadi kebobolan terbanyak ketujuh dari 18 tim Liga 1.