Status Geopark Ciletuh Jadi UNESCO Global Geopark Ditentukan Awal Agustus
"Insya Allah kita sudah siap. Termasuk jalan. Kita membangun jalan besar yang membentang dari Loji sampai Palangpang dan tembus sampai Ujung Genteng. Ini (Geopark Ciletuh) harus bisa jadi destinasi wisata dunia. Jabar sangat banyak objek wisata, tapi belum ditentukan sebagai destinasi oleh Pemerintah Pusat," ujar Aher.
Sebelum diajukan menjadi UGG, kawasan Ciletuh-Palabuhanratu telah ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional sejak 2016. Pemprov pun melakukan kerja sama dengan berbagai sektor, termasuk diantaranya Universitas Padjadjaran, sebagai representatif kerja sama dengan akademisi.
Saat ini, pihak Pemprov telah menggelontorkan dana hingga Rp211 milyar guna memperbaiki infrastruktur di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Kawasan seluas 126.100 hektar ini mencakup 8 kecamatan dan 74 desa, dan telah mempersiapkan 14 kawasan situs geologi unggulan dari 50 situs geologi yang ada di Ciletuh.
Lebih lanjut ia menilai, ada keunggulan kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu dibanding usulan Global Geopark lainnya di Indonesia. "Selain adanya kontribusi dari peran perguruan tinggi, kawasan Ciletuh-Palabuhanratu terletak di satu wilayah kabupaten, yaitu Sukabumi. Rencana pengembangannya nanti akan jauh lebih terfokus," tutur Aher.
Menteri Pariwisata Arief menyambut baik rencana besar Gubernur Ahmad Heryawan untuk membangun destinasi kelas dunia di Ciletuh itu. Dirinya juga optimistis Geopark Ciletuh bakal lulus menjadi UGG.
“Potensinya sangat besar. Keindahan alamnya lengkap, ada landscape, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke laut. Karena itu harus cepat dikembangkan, agar bisa menghidupkan ekonomi masyarakatnya,” papar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.
Geopark Ciletuh dan Geopark Rinjani ini sudah sering dibicarakan di level Tim Percepatan 10 Top Destinasi yang dipimpin Hiramsyah Sambudhy Thaib.
"Wisatawan mancanegara tertarik berkunjung ke Indonesia karena potensi yang dimiliki berupa alam (nature) sebesar 35 persen, budaya (culture) 60 persen, dan manmade 5 persen. Potensi alam sebesar 35 persen kita kembangkan sebagai wisata bahari (marine tourism) 35 persen, wisata ekologi (ecotourism) 45 persen, dan wisata petualangan (adventure tourism) 20 persen. Di dalamnya termasuk geopark,” tutur Menpar Arief Yahya.