Strategi Bung Karno Menjadikan Olahraga sebagai Alat Diplomasi Masih Relevan
Hasto Hadiri Bedah Buku ‘Olahraga, Politik dan Perlawanan Soekarno’ di Sabang“Sekarang Fiji banyak membangun fasilitas olahraga. Dan mungkin ini jadi alasan Vanuatu dan Fiji banyak mengganggu kita di forum PBB,” tambahnya.
Selain itu, Abrar menilai bahwa ide-ide Bung Karno banyak dibahas dan diingat oleh warga negeri lain. Ironinya, di negeri sendiri tak dihargai.
“Bung Karno di luar negeri selalu diangkat, tetapi kenapa kita sendiri tak angkat? Makanya itu menjadi salah satu motivasi saya menuliskan buku ini,” imbuh Abrar.
Dr. Syamsurizal mengatakan peran dan kontribusi Bung Karno dalam olahraga, terutama kaitan dengan politik, bisa hilang kalau tak ditelusuri dan dibukukan. “Ini yang kami lakukan,” kata Syamsulrizal.
Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa bagi Bung Karno, olahraga dapat membangun percaya diri bangsa dalam kerangka pembangunan fisik dan mental atau nation and character building.
Dia mengatakan revolusi keolahragaan bangsa Indonesia untuk membentuk manusia baru agar bangsa berani melihat dunia dengan pikiran terbuka, berjalan di muka bumi secara tegak dengan kepercayaan diri yang tinggi, serta fisik dan mental yang kuat.
“Kemudian melandasinya dengan dedikasi yang tinggi, prestasi yang gemilang, berperilaku dan berbudi pekerti yang luhur, terpuji dan terhormat sehingga dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa lain,” kata Hasto Kristiyanto.
Dia mengatakan Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, tidak hanya memperhatikan pelaksanaan olahraga. Namun, lanjut dia, juga menganggap olahraga sebagai urusan negara dan menetapkannya sebagai keharusan negara.