Strategi Kementan untuk Memacu Ekspor Asal Jatim
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya melepas 7 kontainer kopi setara dengan 134 ton ke Poti, Georgia. Produk perkebunan unggulan asal Jawa Timur ini setara dengan nilai ekonomi Rp 134 miliar.
“Kami mendorong akses pasar ekspor baru. Ini bagian dari upaya strategis Barantan dalam meningkatkan dan percepatan ekspor komoditas pertanian," kata Ali Jamil saat melepas ekspor kopi berjenis robusta asal Jatim di kantor Karantina Pertanian Surabaya, Rabu (12/6).
Jamil juga memaparkan empat upaya strategis lainnya yang dilakukan guna mendorong ekspor. Pertama, meningkatkan jumlah eksportir terutama di kalangan Generasi Millenial Bangsa. Kedua, meningkatkan diiversifikasi atau keberagaman komoditas/produk dengan minimal produk setengah jadi. Contohnya seperti kalajengking kering, komoditas unik asal Jawa Timur yang sudah tembus pasar ekspor di Korea Selatan.
Menurut Jamil, sepanjang 2019 sudah terkirim 150 kg dengan nilai ekonomi Rp 3,75 miliar atau pucuk kapri ke Taiwan dan masih banyak emerging product atau komoditas baru dengan peluang ekspor yang besar, ujarnya.
Selanjutnya, langkah strategis ketiga yakni dengan peningkatan frekwensi pengiriman komoditas pertanian; dan keempat adalah meningkatkan volume komoditas.
Jamil menambahkan dalam membuka akses pasar baru, pihak karantina pertanian melakukan harmonisasi aturan perkarantinaan di negara-negara tujuan ekspor baru. "Ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian, untuk cari terobosan ekspor dan akses pasar komoditas pertanian," tambahnya.
Selain adanya penambahan pasar ekspor baru seperti negara Mauritius dan Armenia masing-masing untuk komoditas handycraft dan kopi, Karantina Pertanian Surabaya juga mencatat adanya kenaikan pelaku usaha dibidang agribisnis, khususnya eksportir.
"Jumlah eksportir sebanyak 338 baik perusahaan maupun perorangan, pelaku eksportir di Jawa Timur berjumlah 1.234 perusahaan, meningkat sekitar 5% dari tahun sebelumnya,"
terangnya.