Suami Istri Duet Maju Pilkada, jadi Perdebatan di Keluarga
Pria yang sudah dua kali maju lewat jalur perseorangan di Pilwako Padang, tahun 2008 dan 2013 itu, menyebut, rakyat saat ini tidak bodoh dan sudah cerdas dalam menilai serta memilih saat pilwako.
"Setelah purna tugas di TNI saya masih ingin mengabdi. Bagi saya pengabdian berhenti ketika seorang manusia telah menemui ajalnya," tegas mantan Ketua kerapatan adat nagari (KAN) Pauh IX-Kuranji tersebut.
Ditegaskan pria berpangkat Letnan Kolonel (Purn) itu, dirinya maju ikut kontestasi pilkada untuk memperjuangkan harapan-harapan yang telah ditumpangkan puluhan ribu pendukung setianya.
"Kita mempunyai jargon, Nurani tidak bisa dijual, basamo kito majukan masyarakat Padang," terang Ketua Laskar Merah Putih Sumbar 2017-2022 itu.
Menurut Syamsuar, ketika dirinya menyatakan kembali maju sebagai calon walikota pada pilwako 2018 ini, sempat terjadi perdebatan di kalangan keluarga besarnya.
Bukan karena dirinya yang dilarang maju namun karena dirinya menggandeng istri sebagai bakal calon wakil wali kota.
"Dari awal memang ada perdebatan dari keluarga, namun setelah dijelaskan secara seksama dan alasan logis akhirnya anak dan keluarga besar saya menerima keputusan yang saya ambil," jelas peternak sapi Semintal itu.
Dalam proses pengumpulan KTP-e yang merupakan bukti fisik dukungan awal dari rakyat, diungkapkan Syamsuar jika dirinya mengumpulkan KTP-e sudah sejak tahun 2008.