Suara Marni Bergetar, Menahan Kesedihan Usai Dinyatakan Positif Covid-19
Hasil rontgen di paru-paru ternyata memang ada infeksi, memang si COVID-19 itu tadi, ada lendir dan dokter juga memberi obat-obatan untuk itu.
Saat diisolasi di rumah sakit, Marni merasakan gejala baru di tubuhnya, dadanya menjadi sesak dan kulitnya gatal-gatal hingga meninggalkan bekas merah, berikutnya ia pun diberi vitamin dan injeksi obat-obatan untuk mengurangi virusnya.
Setelah 14 hari diisolasi di RSD Madani Kota Pekanbaru, dan sudah tes usap kelima atau terakhir hasilnya dirinya dinyatakan sudah negatif COVID-19 dan diperbolehkan untuk pulang tetapi tetap isolasi mandiri selama 14 hari di rumah.
"Sepertinya saya harus tetap disiplin dan tidak bisa meremehkan lagi virus yang mengerikan ini, karena berawal dari mengabaikan protokol kesehatan, jaga jarak fisik aman, hindari keramaian, cuci tangan dengan hand sanitizer, bersihkan badan, ganti pakaian setelah ke luar rumah, dan memakai masker, agar tidak terpapar COVID-19 lagi," katanya.
Menurut Direktur Utama RSD Madani, Dr Mulyadi, untuk penyediaan obat-obatan pasien COVID-19 dibantu oleh Pemrov Riau, Kemenkes RI, dan dari APBD Kota Pekanbaru, sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien positif COVID-19 dan standarisasi yang diarahkan Kementerian Kesehatan RI.
"Penanganan pasien positif COVID-19 sesuai pedoman dari Kemenkes RI, seperti penanganan di rumah, di rumah sakit yang didukung sarana dan prasarana memadai, sesuai dengan standar perawatan pasien rawat inap, seperti tempat tidur, ruang isolasi, oksigen, dan lainnya," katanya.
Pengelola RSD Madani, berencana menambah 12 ruang isolasi di rumah sakit yang dikelola pemerintah kota itu sehingga total ruang isolasi pun bertambah menjadi 36 ruang, karena kasus COVID-19 cenderung naik dan dari 36 itu pada tahap berikutnya akan dijadikan 70 ruang isolasi.
Sementara itu tercatat di ppc-19.pekanbaru.go.id per 14 September 2020, total Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.980.