Suara Terbanyak, Politik Jadi Mahal
Senin, 26 Januari 2009 – 23:35 WIB
Menurut Din, demokrasi Indonesia selangkah lebih maju dengan penerapan suara terbanyak. Hanya saja, harus dilakoni dengan biaya terlalu mahal. Baik biaya operasional penyelenggaraannya oleh KPU, maupun biaya yang harus dikeluarkan oleh orang-orang yang ingin tampil, baik menjadi anggota DPR, DPD, atau bahkan presiden dan wakil presdien.
Din juga menambahkan, biaya mahal akan menghalangi munculnya kader-kader atau kandidat terbaik yang ternyata tidak memiliki cukup amunisi finansial untuk bertarung.
Di sisi lain, peluang mereka yang hanya berbekal popularitas tanpa komitmen yang jelas semakin terbuka.