Sudah Ada Insentif Rp 60 juta, Warga Australia Tetap Tak Mau Kerja di Pertanian
Wayne kehilangan pekerjaannya sebagai pilot Qantas A380 karena pandemi COVID-19 yang menghentikan perjalanan internasional.
Menteri Pertanian Australia, David Littleproud mengatakan insentif berupa tunjangan tunai untuk pekerja Australia hanyalah satu bagian dari solusi keseluruhan untuk mendapatkan tenaga kerja di pedesaan.
Ia mengatakan tiap-tiap negara bagian harus difokuskan untuk mengizinkan lebih banyak dari negara-negara Pasifik untuk membantu mengisi kesenjangan tenaga kerja.
Australia Barat lebih sukses dengan program insentifnya sendiri, yakni 'Primary Industries Workers' Regional Travel and Support Scheme', yang memungkinkan pekerja yang bekerja di pedalaman mendapat pengurangan biaya hingga A$40, atau lebih dari Rp400 ribu, per malam dan tunjangan perjalanan hingga A$500 atau lebih dari Rp5 juta.
Berharap jadi solusi untuk jangka panjang
Sebelum pandemi COVID-19, upaya untuk membuat warga Australia yang tidak bekerja untuk mau bekerja di pertanian melalui pemberian uang intensif tunai sering gagal.
Percobaan program 'Seasonal Work Incentives Trial' senilai A$27,5 juta, yang menawarkan warga Australia mendapat bantuan kesejahteraan tambahan hingga A$5.000, atau lebih dari Rp50 juta, per tahun untuk memetik tanaman, hanya menarik kurang dari 500 orang yang melamar dari 7.500 posisi.
Menteri pertanian Victoria dan Australia Barat telah melobi Pemerintah Australia di pusat agar warga yang telah menerima tunjangan 'JobSeeker' semasa pandemi, bisa tetap mendapatkannya, meski mereka harus bekerja di pertanian dengan upah lebih rendah dari ketentuan tunjangan.