Suhardi Ajak Generasi Muda Lawan Terorisme
Suhardi mengakui, tugas duta damai dunia maya ini tidak mudah. Namun, dia meyakini para duta damai dunia maya memiliki cara dan kiat sendiri untuk menghadapi penyebaran radikalisme dan terorisme di dunia maya.
"Saya atas nama pemerintah dan negara mohon bantuan kepada adik-adik untuk terlibat aktif dalam melakukan kontra radikalisasi di dunia maya. Kalau tahun lalu pelatihan digelar di empat kota, sekarang tujuh kota. Ke depan, para duta damai harus bisa menjalin jaringan yang terintegrasi untuk memperkuat kinerja duta damai dunia maya," harap Suhardi.
Seperti diketahui, hasil survei menunjukkan, sebanyak 64 persen yang membuka internet generasi muda. Padahal mereka sedang mencari jati diri, sangat labil.
Menurut Suhardi, kalau mereka terpengaruh konten radikal tentunya akan sangat berbahaya karena bisa terkena virus radikalisme dan terorisme.
Suhardi melanjutkan, keberadaan konten radikal di dunia maya tidak terlepas dari tergerusnya wawasan kebangsaan.
Kalau itu tidak ada imbangannya, maka ancaman konten radikal itu akan sangat luar biasa. Apalagi, saat ini pelajaran-pelajaran kebangsaan di sekolah-sekolah banyak dilupakan.
Contohnya, sudah banyak anak muda yang tidak tahu pengetahuan umum kebangsaan, bagaimana dan siapa pahlawan bangsa, dan lain-lain.
“Tentu hal itu harus kita galakkan lagi, tapi tentunya metodenya harus disesuaikan dengan perkembangan sekarang. Jangan terkesan pelajaran itu seperti doktrin, tapi dibikin lebih fleksibel lagi,” lanjut mantan Kabareskrim Polri ini.