Suhardi: Jaringan Teroris Jangan Dianggap Remeh
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengatakan lembaganya dan Polri terus memantau sel-sel tidur teroris di Tanah Air. Mantan kepala Bareskrim Polri itu menegaskan bahwa keberadaan mereka tidak boleh diremehkan.
"Iya sama (dengan Polri), itu salah satunya bahwa monitoring itu penting. Sekali lagi jangan underestimated,” ungkap Suhardi di gedung DPR, Jakarta, Kamis (24/1).
Suhardi mengatakan jangankan negara berkembang, di negeri yang sudah maju juga teroris bisa masuk. "Di seluruh dunia sama, dan punya permasalahan yang sama," ungkap jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1985, itu.
Menurut dia, perkembangan media sosial yang bisa menjangkau seluruh dunia juga menjadi persoalan. Dia menambahkan, banyak yang bermain dan berinteraksi di media sosial. Dengan gadget saja, bisa menjangkau seluruh dunia. "Ini yang diantisipasi," tegasnya.
Karena itu, kata Suhardi, di BNPT sampai saat ini sudah memiliki 780 lebih duta damai yang terdiri dari usia muda atau milenial age. Mereka memberikan pesan damai dengan bahasa dan gaya anak muda. "Jangan pakai bahasa birokrasi, tidak masuk. Ini kita sebarkan," ujar jenderal bintang tiga ini.
Menurut Suhardi, syarat menjadi duta damai BNPT ini harus fasih berbahasa Inggris. Mereka juga harus bisa presentasi menggunakan bahasa Inggris. "Ini agar range-nya luas dan bisa interaksi saling mengingatkan. Ini yang saya harapkan," paparnya.(boy/jpnn)