Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Suhu Laut Kian Panas, Ilmuwan Khawatir

Senin, 21 Agustus 2023 – 23:55 WIB
Suhu Laut Kian Panas, Ilmuwan Khawatir - JPNN.COM
WNI kru Kapal Diamond Princess menikmati pemandangan matahari tenggelam dari atas KRI dr Soeharso di kawasan Pulau Sebaru Kecil, Selasa (3/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), dari energi panas ekstra tersebut, sekitar 90 persen disimpan di lautan.

Penelitian menemukan begitu karbon dioksida masuk ke atmosfer, maka akan tertahan sekitar 300 hingga 1.000 tahun lamanya.

Data dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan adanya tren kenaikan suhu permukaan laut sejak tahun 1901, yang meningkat pesat mulai dari tahun 1970-an dan seterusnya.

Tapi Dr Cai mengatakan "rasa sakit" dari ketidakseimbangan energi ini telah ditutupi selama bertahun-tahun oleh pengaruh pendinginan dari berbagai pendorong iklim alami. Pendinginan alami itu tidak terjadi tahun ini.

"Ini seperti membius rasa nyeri akibat pemanasan global," katanya.

"Anestesinya sudah sudah habis dan kita mulai merasakan nyerinya sekarang."

Efek El Niño dan La Niña

Dr Cai menjelaskan yang paling signifikan dari apa yang disebut "anestesi" ini adalah pola iklim La Niña, fase "dingin" El Niño Southern Oscillation (ENSO), yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut dari 2020-2022.

Penggerak iklim utama menampilkan suhu permukaan laut yang lebih dingin dari biasanya di Pasifik ekuator tengah dan timur, dan perairan yang lebih hangat di sisi barat Pasifik, yang pada gilirannya memengaruhi curah hujan dan suhu di seluruh dunia.

Pakar iklim menyebut perisai yang biasanya melindungi Bumi dari efek perubahan iklim selama bertahun-tahun, sudah memudar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News