Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sukirman Vijei

Minggu, 07 November 2021 – 06:41 WIB
Sukirman Vijei - JPNN.COM
Dahlan Iskan (kanan) saat menerima kunjungan Sukirman dan istrinya, Hafizah alias Vijei. Foto: disway.id

Setelah hati Vijei diambil 60 persen itu, hari kedua sudah disuruh latihan duduk. Hari ketiga latihan jalan. Dalam tiga bulan hati Vijei yang tinggal 40 persen itu sudah kembali utuh.

Begitulah hati. Anda sudah tahu. Satu-satunya organ yang bisa tumbuh.

Mereka pun pulang ke Batam. Hanya tiga bulan di sana: 1,5 bulan sebelum operasi dan 1,5 bulan setelah transplantasi.

Begitu pulang, Sukirman mengontak saya. Diskusi untuk pascaoperasi. Lewat telepon –keburu pandemi masuk Indonesia.

Baru kemarin Sukirman-Vijei ke rumah saya. Sekalian saya ajak olahraga.

Selama di India, Vijei teringat almamaternyi: Universitas Andalas. Seharusnya Unand lebih mampu daripada India.

Negara itu benar-benar mengusik hati Vijei: bagaimana bisa India yang seperti itu mampu melaksanakan transplantasi hati. ”Saya lihat pasiennya ada yang dari Iran dan Kanada,” ujar Vijei.

Itulah bedanya, kalau yang transplantasi seorang dokter. Dia langsung memikirkan agar ada kerja sama antara FK Unand dan RS di India itu.

Memang rumah sakit di India itu sederhana, tetapi kemampuan dokternya bisa diandalkan. India yang dikenal kotor dan kumuh justru jago transplantasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close