Sukses Tingkatkan Produktivitas Melalui CSA, Kementan Dapat Apresiasi World Bank
Benoît juga mengaku senang program SIMURP secara keseluruhan berjalan dengan baik dan memberi kontribusi positif bagi pertanian di Indonesia, khususnya di Kabupaten Subang yang tengah dikunjunginya.
"Kami mendengar langsung bagaimana petani mendapatkan hasil yang baik berupa peningkatan produktivitas pertanian mereka. Begitu juga dengan manajemen air yang berjalan dengan baik," tutur Benoît.
Hal yang terpenting menurut Benoît ialah program SIMURP, khususnya implementasi teknologi CSA berkontribusi besar terhadap mitigasi perubahan iklim dan mampu menekan efek gas rumah kaca.
"Program CSA mampu memitigasi perubahan iklim dan menekan efek gas rumah kaca. Itu dangat luar biasa. Saya kira program ini berjalan sangat sukses sekali di sini. Ini adalah kerja kita bersama untuk mengantisipasi, memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Dan, petani di sini berkontribusi terhadap hal tersebut," tutur Benoît.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan melalui pertanian cerdas iklim atau CSA program SIMURP, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya.
"CSA terbukti mampu membantu ribuan para petani di daerah. CSA berhasil melahirkan petani-petani cerdas yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim yang selalu berubah-ubah," ujar Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa program SIMURP utamanya ditujukan untuk membangun resiliensi ketangguhan pertanian Indonesia terhadap kondisi iklim yang terus berubah saat ini.
Program SIMURP terintegrasi pada tiga Kementerian atau Lembaga, yaitu Kementerian PUPR, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian PPN atau Bappenas.