'Supir Bus Titip Mayat Eko sama Saya'
jpnn.com - TRAGEDI penyerangan suporter Bonek terhadap Aremania di Sragen,19 Desember 2015, bisa dibilang sungguh sadis. Bagaimana kekejaman dan kebengisan bonek terhadap Aremania? Berikut penelusuran Hary Santoso, wartawan Malang Post (Jawa Pos Group) di Sragen, Jawa Tengah.
Wajah Marjoko, Satpam SPBU Nomor 44-57218 Jatisomo, Kecamatan Sambungmacan, Sragen Timur, tampak tegang saat hendak menceritakan tragedi Sabtu, 19 Desember 2015, sekitar pukul 04.30 WIB.
Seolah, Marjoko tidak ingin lagi mengingat-ingat kejadian itu. Kejadian yang kali pertama dilihatnya sepanjang hidupnya. Lebih menyakitkan lagi bagi Marjoko karena dia tidak bisa berbuat apa-apa. Marjoko tidak kuasa hendak memberi pertolongan 34 Aremania yang dihajar sekitar 500 bonek di SPBU yang dijaganya.
‘’Tak akoni bonek gak duwe moral blas (Saya akui bonek tidak bermoral sama sekali),’’ ucap Marjoko sembari membayangkan bagaimana Aremania dihajar habis-habisan oleh bonek, Sabtu pagi itu.
Pagi itu sekitar pukul 03.30 WIB, bus wisata bernopol BG 7935 RF sengaja menghentikan lajunya di pelataran luas sisi timur SPBU Jatisomo. Selain untuk istirahat, satu persatu penumpangnya terdiri 32 Aremania, 1 sopir dan 1 kenek berhamburan hendak menjalankan sholat subuh.
Sekitar 300 meter dari posisi bus parkir terdapat mushola, kantin dan toilet. Sebanyak 34 penumpang bus ukuran ¾ ini terdiri 32 Aremania, 1 sopir dan 1 kenek keluar menuju lokasi mushola, kantin dan toilet.
‘’Setahuku mereka memang hendak sholat subuh. Karena sudah dekat waktu subuh,’’ ujar Marjoko.
Tidak lama setelah bus berhenti, sebanyak 7 kendaraan berbagai jenis (tronton, trailer dan truk) berhenti di sisi barat SPBU. Tanpa diduga penumpang di atas 7 kendaraan itu adalah bonek. Seperti sudah dikomando sekitar 500 bonek langsung berlarian menuju posisi bus.