Surat Terbuka Untuk Pak SBY
Dengan hormat, teriring salam dan doa semoga bapak dan keluarga tetap dalam lindungan Allah SWT, sehingga bisa menjalankan segala aktivitas, baik pribadi maupun kepartaian dengan baik dan lancar. Izinkan saya mengawali tulisan ini dengan memohon maaf sekiranya apa yang hendak saya utarakan melalui surat ini dianggap berlebihan.
Sungguh, saya juga berpikir panjang untuk mengirim surat ini lantaran posisi dan status saya hari ini. Secara struktural dan fungsional, saya memang tidak punya kekuatan apa-apa di partai ini. Meski demikian, kecintaan saya pada Partai Demokrat membuat saya tak bisa berdiam diri. Akhirnya dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim dilandasi niat baik, saya pun memberanikan diri untuk menulis.
Menghadapi proses hukum yang tengah saya hadapi memang butuh fokus, ketabahan dan kesabaran. Meski demikian, bukan berarti saya sama sekali tidak mencermati dinamika sosial politik Sulawesi Selatan, tempat di mana saya lahir dan dibesarkan. Begitu banyak informasi yang saya terima terkait proses yang berlangsung terkait kontestasi Pilkada Serentak 27 Juni 2018.
Salah satunya adalah perebutan dukungan partai oleh kandidat yang ingin mencalonkan diri. Proses ini tentu sangat krusial mengingat proses ini adalah domain partai politik. Tanpa dukungan partai yang memenuhi syarat berdasarkan UU, maka kontestan tak bisa mendaftarkan diri ke KPU. Selain itu, rekrutmen kandidat secara transparan dan akuntabel menjadi salah satu poin penting bagi partai politik dalam meraih simpati public.
Partai Demokrat, sebagai partai modern yang sangat menghargai proses secara terbuka menjadi pelopor rekrutmen kandidat secara berkualitas. Mekanisme dan tahapan yang dibuat menjadi perhatian sekaligus tolak ukur bagi masyarakat dalam menilai keseriusan parpol mencari calon pemimpin yang tidak hanya memiliki kapasitas, tetapi integritas dan berkualitas. Publik mengapresiasi mekanisme yang diterapkan Partai Demokrat.
Betapa tidak, proses rekrutmen kandidat Partai Demokrat sangat paripurna. Mulai dari pengumuman secara terbuka di media sosial, pengambilan formulir dan pengembalian sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya, kandidat mengikuti tahapan fit and proper test dengan menghadirkan pakar sesuai bidangnya. Proses ini kemudian ditutup dengan Simposium yang diikuti para kontestan yang telah melalui seluruh tahapan pendaftaran secara resmi.
Sayangnya, penegakan mekanisme partai yang sudah terbangun secara positif luluh lantak dengan adanya keputusan DPP yang secara sepihak mengeluarga surat tugas kepada kandidat yang tidak mengikuti tahapan secara utuh. Ichsan Yasin Limpo yang merupakan adik kandung Gubernur Sulsel, Syahrus Yasin Limpo tiba-tiba mendapat angin segar. Padahal, yang bersangkutan hanya mengambil formulir dan selanjutnya tidak lagi mengikuti proses tahapan penjaringan yang ditetapkan Partai Demokrat.
Oleh karena itu, sebelum DPP Partai Demokrat menindaklanjuti surat tugas menjadi rekomendasi, izin saya menyampaikan beberapa pertimbangan sebagai berikut: