Surga Itu Ada di Bawah Permukaan Laut
Senin, 18 Februari 2013 – 10:15 WIB
Responnya, betul-betul: cethar membahana badai! Khas orang-orang Rusia, tembak langsung! Mereka langsung bikin plan, langsung bertanya akses menuju ke lokasi-lokasi itu, langsung menggali informasi fasilitas menuju ke lokasi, harga tiket pesawat, peak season, bulan-bulan terbaik diving, musim angin dan arus bawah laut, dan pertanyaan detail lain seputar diving. Beberapa media lokal, termasuk Ocean TV juga jatuh cinta. Para penjelajah bawah laut yang datang, langsung tertarik, begitu mendengar, melihat, dan dijelaskan detail potensi khas bahari nusantara.
Misalnya, Bupati Wakatobi Hugua melalui Kadis Pariwisata, Tawakkal menceritakan soal wilayahnya yang 97 persen laut, dan 3 persen daratan, itu ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer bumi pada Juli 2012 di Paris. Ada 90 dive sites, dengan 750 jenis terumbu karang yang hidup dan berbiak di sana, dari 850 terumbu karang yang ada di dunia. Mereka juga punya 850 spesies ikan dari 950 jenis ikan di seluruh dunia. “Ini bukan saya mengarang! Ini hasil riset Wallacea, Lembaga Penelitian Kelautan yang berpusat di Inggris,” jelas Tawakkal.
Yang mendengarpun, matanya melotot dan mulutnya menyerupai huruf “Ooo..” Hugua tidak habis bahan, untuk membuat deretan “O” itu semakin panjang. “Kami berada di pusat segi tiga emas koral di planet bumi ini. Sekitar 76 persen spesies koral, 37 persen jenis ikan, dan 33 persen dari koral dunia ada di sini. Kami punya hutan mangrove terbesar, terluas di dunia. Habitat berkembangnya ikan dan segala macam spesies laut lainnya,” kata Hugua, Bupati yang sudah memasuki tahun ke-2 dari kepemimpinannya di periode ke-2 ini.