Surga Para Diver, Fotografer dan Hunter Underwater
Selasa, 19 Februari 2013 – 00:26 WIB
Dari luar, arcade “seribu pilar klasik” itu tampak sebagai heritage biasa saja. Sepi, dingin, kuno, dan tidak ada tanda-tanda keriuhan orang yang tertangkap telinga. Spanduk, poster, baliho dan materi promo outdoor sama sekali tidak kelihatan membungkus Gostiny Dvor. Monumen arsitektur Moskow yang berdiri di Ilynka Str, sejak abad 18 itu. Jarak satu blok, 200 meter dari Red Squere. Sepuluh menit berjalan kaki ringan dari Saint Basil"s Cathedral, Spasskaya Tower, dan istana Kremlin, centrumnya kota Moskow. Suhu yang naik turun di kisaran -3 sampai -9 derajad Celcius pekan ini, tumpukan salju di mana-mana, memang terasa bagi hidung-hidung Asia seperti saya. Masih beruntung, tak ada hembusan angin, sehingga masih sanggup berjalan 30 menit di luar ruangan. Bagi warga pewaris utama Soviet itu, suhu saat ini masih dianggap hangat. Tahun lalu, di bulan yang sama, saat Golden Dolphin Moscow International Festival digelar, suhunya minus 30. Dan suhu jauh di bawah titik beku itu setiap saat sepanjang tahun bisa dirasakan di daerah utara, seperti Siberia. Hebatnya, tekanan suhu itu tidak mengurangi hasrat pecinta underwater untuk melangkahkan kaki menuju pameran terbesar dunia, underwater world.
Begitu Anda membuka dua pintu kayu berukuran jumbo itu, atmosfer Golden Dolphin Festival itu mulai tercium. Pameran itu rupanya sudah menjadi surganya pada divers, fotografers, videografers dan hunters Rusia. Segala rupa perlengkapan dan pernak-pernik asesori untuk menuruti hobi menyelam, memancing, atau sekedar berwisata bahari, lengkap dipamerkan. Apa saja ada, dengan berbagai merek, aneka teknologi terkini.
Gedung 53.000 meter persegi yang mirip hangar pesawat Airbus raksasa itu sesak dengan pengunjung umum. Itu menunjukkan bahwa mereka sangat berminat dengan pantai (laut), pasir dan matahari, seperti kata Dubes RI untuk Rusia dan Belarus, Djauhari Oratmangun. Melihat antusiasme orang Rusia dengan tiga unsur itu, send, sun, dan sea (beach) itu, sudah jelas, negeri ini adalah pasar turisme yang potensial ke Indonesia. Karena itu pula, Wamen Parekraf Sapta Nirwandar terlihat mulai gencar, sejak tahun lalu di Moscow dan Saint Petersburg.
Dari luar, arcade “seribu pilar klasik” itu tampak sebagai heritage biasa saja. Sepi, dingin, kuno, dan tidak ada tanda-tanda keriuhan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
JPNN VIDEO
-
ICS Compute Tawarkan Layanan MSSP dengan Teknologi CrowdStrike Falcon
-
Kecap Sedap Cooking Competition: Rayakan Kasih Ibu Lewat Masakan
-
Puncak Perayaan 75 Tahun Indonesia-AS, Hadirkan Berbagai Pertunjukkan Budaya
-
Miftah Maulana Bikin Prabowo Subianto Kecewa? Nikita Mirzani Angkat Bicara | Reaction JPNN
-
Gibran Minta BAZNAS Memperkuat Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat
BERITA LAINNYA
- Don Kardono
Jangan Menunggu Bulan Purnama Menyapa Gulita Malam
Sabtu, 16 Maret 2013 – 01:55 WIB - Don Kardono
Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
Jumat, 15 Maret 2013 – 16:22 WIB - Don Kardono
Boris Yeltsin Disimbolkan Bendera, Kruschev Seni Kubisme
Jumat, 22 Februari 2013 – 14:47 WIB - Don Kardono
Eskalator Terdalam 80 Meter, Mengusap Mulut Patung Anjing
Kamis, 21 Februari 2013 – 11:36 WIB
BERITA TERPOPULER
- Sepak Bola
Timnas Indonesia vs Filipina: Erick Thohir Menuntut Shin Tae Yong, Tegas!
Selasa, 17 Desember 2024 – 08:28 WIB - Liga Indonesia
Jangan Kaget! Ini Top Scorer Sementara BRI Liga 1
Selasa, 17 Desember 2024 – 08:58 WIB - Kriminal
Heboh Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Makassar, 15 Orang Tersangka
Selasa, 17 Desember 2024 – 07:54 WIB - Jogja Terkini
Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini, Selasa 17 Desember 2024
Selasa, 17 Desember 2024 – 07:52 WIB - Kriminal
Motif Pembunuhan Siswi SMP di Serdang Bedagai Terungkap, Korban Juga Diperkosa
Selasa, 17 Desember 2024 – 08:52 WIB