Survei: 80 Persen Warga Menilai Israel Mengalami Perpecahan
jpnn.com, JERUSALEM - Mayoritas warga Israel meyakini bahwa masyarakat di negeri Zionis itu tengah terpecah pelah. Tingkat kebencian terhadap pihak berseberangan dalam hal kebangsaan dan ideologi sangat tinggi.
Demikian menurut survei yang dilakukan para peneliti dari Universitas Bar-Ilan. Tidak tanggung-tanggung, jumlah yang meyakini masyarakat terbelah mencapai 80 persen.
Survei itu menunjukkan bahwa 74 persen warga Israel berpendapat bahwa perpecahan berkaitan dengan isu kebangsaan, terutama perselisihan antara warga Yahudi dengan Arab. Sementara 71 persen mengatakan masalah tersebut bersifat politis, yakni pertarungan antara kelompok sayap kanan dengan kiri.
Hanya 51 persen warga yang yakin bahwa rasa persatuan di tengah masyarakat Israel dapat diwujudkan.
Lebih lanjut, survei tersebut juga mengungkapkan bahwa para pendukung sayap kanan merasa para kubu sayap kiri mengancam identitas (55 persen) dan keamanan (59 persen) Israel.
Angka tersebut lebih tinggi dari jumlah pendukung sayap kiri yang berpendapat sama terhadap pendukung sayap kanan, dengan persentase masing-masing 45 dan 43 persen.
Perpecahan dalam masyarakat Israel semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir, ketika dua pemilihan umum berakhir dengan hasil hampir seri antara partai sayap kanan dan partai tengah-kiri.
Dakwaan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dari kubu sayap kanan juga berkontribusi terhadap perpecahan itu. Netanyahu dan para pendukungnya menganggap kasus tersebut merupakan rekayasa kubu sayap kiri yang berupaya melakukan revolusi legal.