Survei Oxford Ungkap 1 dari 5 Warga Inggris Yakini Corona Hasil Konspirasi Yahudi
Sementara lebih dari seperempat responden meyakini para selebritas dibayar untuk mengaku terjangkiti virus corona. Dalam kategori itu pula ada responden yang menganggap politikus sekelas Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah berbohong dengan mengaku terkena virus mematikan tersebut.
Adapun hampir separuh responden atau 45,4 persen meyakini virus corona merupakan senjata biologis yang dikembangkan Tiongkok untuk menghancurkan Barat. Menurut Freeman, keyakinan akan teori konspirasi sangat beragam dalam hal konten.
Di antara penganut teori konspirasi juga sering saling bertentangan. “Namun jika satu orang percaya sebuah ide, mereka lebih mungkin mendukung lainnya,” ujar Freeman.
Lebih lanjut Freeman mengatakan, seseorang yang menyalahkan Yahudi lebih mungkin cenderung menyudutkan pihak lain termasuk Muslim, Bill Gates dan perusahan farmasi. “Apa yang kami amati adalah kemungkinan besar mentalitas konspirasi, sebuah cara melihat dunia yang ditandai sikap antipati terhadap pejabat, laporan arus utama ataupun mereka yang berstatus di posisi lebih tinggi,” katanya.
Terpisah, tokoh Yahudi dari Jewish National Fund (JNF) yang berbasis di Inggris mengatakan, antisemitisme tidak akan hilang dari dunia, khususnya Eropa.
“Antisemitisme memiliki akar mendalam di Inggris dan Britania. Setiap situasi seperti pandemi virus corona memperkuat antisemitisme dalam pandangan mereka bahwa Yahudi bersalah atas emua masalah di dunia,” katanya.(jpost/ara/jpnn)