Survei Pesanan, Ciderai Demokrasi Lukai Rakyat
jpnn.com - JAKARTA - Beberapa lembaga survei dinilai tidak kredibel dalam merilis hasil hitung cepat. Hal tersebut menunjukkan indikasi adanya lembaga survei yang menerima "pesanan".
"Perbedaan hasil hitung cepat Pilpres yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei mengindikasikan bahwa ada yang salah dalam prosesnya," kata pengajar Politik dan Kebijakan Publik FISIP Universitas Syiah Kuala , Aceh, Aryos Nivada, Kamis (10/7).
Aryos menegaskan, survei berdasarkan pesanan metodeloginya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu survei pesanan juga merusak citra di mata publik.
Apalagi, sambung Aryos, kecurangan dan survei pesanan dapat menimbulkan krisis kepercayaan terhadap lembaga survei tersebut.
"Ketika lembaga survei yang tidak kredibel melakukan penipuan dengan cara rekayasa hasil, maka akan berpengaruh kepada hubungan dengan sesama lembaga survei. Bahkan bisa tidak digunakan lagi jasa mereka oleh publik," tegas Aryos.
Hal senada juga dikatakan Direktur Archipelago Strategic Consultant – Archiss, Azwar Zulkarnaen. Seharusnya hasil survei bukan untuk kepentingan calon tertentu tetapi lebih kepada kepentingan pemilu.
"Hasil hitungan lembaga survei untuk Pilpres, bukan untuk kepentingan calon tertentu, tetapi untuk kepentingan pemilu yang berjalan aman dan damai. Sekaligus untuk mencegah gesekan sosial yang bisa muncul karena hal ini," kata Azwar.
Ke depannya, menurut Azwar, lembaga survei harus mengedepankan metodologi dalam melakukan survei. Asosiasi yang mengaudit lembaga survei juga dianggap perlu untuk memastikan kualitas hasil survei.