Syarif Bando: Fungsi Perpustakaan Mengurusi Koleksi Tinggal 10 Persen
Apalagi di tengah kondisi pandemi, di mana kurang lebih 20 juta masyarakat Indonesia merasakan dampak langsung Covid-19.
Tidak ada jalan lain, mereka harus punya skill untuk melakukan sesuatu melanjutkan kehidupannya. Itu artinya, kata Syarif, jutaan orang membutuhkan asupan ilmu terapan, dan perpustakaan menyediakan.
“Siapa saja yang terdampak pandemi Covid-19 dan susah lapangan kerja, silakan datang ke perpustakaan, kami akan membimbing dan mendampingi pilihan ekonomi apa saja," tuturnya.
Sementara Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami menjabarkan tentang rencana target kerja pemerintah yang menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 sampai 5,5 persen, dalam masa pandemi ini.
Kaitan dengan program literasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang diusung Perpusnas, Bappenas memberi dukungan penuh dengan menjadikannya sebagai salah satu program prioritas nasional untuk mencapai SDM unggul dan berdaya saing.
Karena pentingnya program tersebut, maka dukungan anggaran juga diperkuat. Salah satunya melalui dana alokasi khusus (DAK). DAK sudah dijalankan selama tiga tahun untuk membangun infrastruktur sosial, seperti sekolah, rumah sakit dan perpustakaan.
"Di bidang perpustakaan, kami memperkuat infrastruktur seperti pembangunan gedung baru, rehabilitasi, pengadaan perabot, penyediaan bahan dan koneksi internet untuk meningkatkan tingkat kunjungan," ucapnya.
Pada 2021, Perpusnas mengelola DAK lebih dari Rp 500 miliar yang semuanya terdistribusi dari Aceh sampai Papua. Selain melihat perpustakaan harus nyaman dalam mengakses segala kebutuhan informasi, Bappenas juga menilai perpustakaan harus menjadi pusat pelatihan bagi komunitas-komunitas untuk belajar apa saja. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: