Tafsir Baru Usep
Karena itu Kang Usep membuat edisi yang berbeda. Terjemahannya tidak ditulis di bawah atau di samping ayat asli.
Terjemahannya dikelompokkan jadi satu. Jadi, kalau membuka buku ini dari kiri, tidak ada huruf Arabnya.
Sejak halaman satu sampai seterusnya isinya penuh dalam bahasa Indonesia. Baru kalau kita buka buku ini dari kanan isinya Al Quran dalam bahasa aslinya.
Dengan demikian pembaca bisa membaca tafsir dari awal sampai selesai. Tanpa perlu melihat huruf aslinya. Bahkan Kang Usep memberi judul. Untuk setiap tiga atau empat ayat. Yang isinya berada dalam satu tema.
“Setahu saya cara ini belum ditemukan pada terjemahan lain,” kata Kang Usep.
Agar ketebalan kitab ini bisa mirip buku biasa Kang Usep membaginya dalam dua jilid. Masing-masing 15 juz. Dengan demikian bentuk, ukuran maupun tebalnya mirip buku biasa. Kalau ada orang membawa buku ini tidak akan terlihat sedang membawa kitab suci.
Saya sudah membacanya beberapa juz. Termasuk terjemahan surah Almaidah ayat 51.
Saya tidak melihat adanya penerjemahan beda. Standar terjemahan yang sudah kita kenal. Lalu mana yang dimaksudkan khusus untuk cendekiawan itu?