Tak Heran Ical Gunakan Survei Demi Angkat Elektabilitas
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Andrinof Chaniago mengaku tak kaget jika survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) benar dibiayai oleh Partai Golkar untuk meningkatkan elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon presiden (capres). Pasalnya, saat ini elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar itu masih sangat rendah dibandingkan tokoh-tokoh seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Ical itu tingkat ketidaksukaannya termasuk paling tinggi. Dari hukum survei itu berat untuk menang," kata Andrinof dalam acara diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (22/10).
Hasil survei capres terbaru LSI hanya memperhitungkan dua orang kandidat kuat calon presiden yaitu Aburizal Bakrie dan Megawati Soekarnoputri. Sementara nama Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang selama ini merajai berbagai survei capres sama sekali tidak dimuat dalam survei dengan alasan hanya "capres wacana".
Andrinof pun menilai wajar jika Ical rela menghalalkan segala cara untuk menaikan elektabilitasnya. Termasuk, mengeluarkan uang untuk merekayasa survei.
"Kalau dilihat kontestasi yang terjadi dan sumber daya yang dilakukan oleh Ical kan luar biasa. Artinya secara rasional, orang yang sudah habis-habisan tidak mau main tanggung. Salah satunya, dengan menyandera calon yang berat," papar Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia ini.
Pada kesempatan yang sama, pengamat politik Gun Gun Heryanto mengatakan, survei LSI tersebut merupakan usaha untuk menggiring opini publik bahwa Ical merupakan kandidat kuat calon presiden. Karenanya, calon-calon yang elektabilitasnya lebih tinggi dari bos Bakrie Group itu dieliminir dari survei LSI.
"Pada saat Ical disurvei dan ternyata berada di bawah beberapa orang, maka tentu dia akan mencoba mengelola isu di publik dengan cara menyuntikkan satu posisi di mana dia masih bisa diperhitungkan," ujar Gun Gun. (dil/jpnn)