Tak Ingin Rakyat Terpecah Jelang Pemilu 2024, Sejumlah Aktivis Dirikan MRP
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah aktivis membentuk Masyarakat Ramah Pemilu (MRP) sebagai wadah untuk mengedukasi rakyat jelang tahun politik 2024. Para aktivis memandang iklim politik mulai memanas yang bisa berdampak buruk terhadap rakyat.
“Kami tidak ingin jelang Pemilu 2024 karena berbeda dukungan Capres rakyat terbelah dalam dua kutub esktrem seperti cebong dan kampret pada Pemilu 2019. Selesai Pemilu, elite politiknya bergabung mesra, sementara rakyat pendukungnya masih ribut. Rakyat yang jadi korban,” kata Presidium MRP Chandra Halim dalam keterangannya, Sabtu (27/5).
Menurut Chandra, perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat jelang Pemilu 2024 mulai mengarah kepada hal kurang baik. Sejumlah elite politik Indonesia ditengarai sedang membangun opini negatif di media sosial bahwa Pemilu 2024 disiapkan dengan semua kecurangannya termasuk memenangkan Capres tertentu.
“Narasi politik sebagian elite negeri ini dengan membangun kecurigaan publik di media sosial mulai mengkhawatirkan. Karena di medsos opininya jadi liar, rakyat lagi yang dirugikan. Kami ingin bersumbangsih kepada negeri ini di antaranya dengan edukasi politik yang sehat,” Kata Chandra.
Menurut Chandra, Mayarakat Ramah Pemilu adalah gerakan sosial politik yang bertujuan mengajak semua pihak di Indonesia menyongsong Pemilu 2024 dengan suasana riang gembira. Dia menilai terlalu mahal biaya sosial yang harus ditanggung rakyat pada Pemilu 2019.
“Banyak teks politik Indonesia yang menyebut pemilu adalah pesta demokrasi. Kalau teori itu benar, rakyat harusnya senang menghadapi pemilu bukan malah membangun opini permusuhan. MRP ingin mengajak masyarakat berpolitik tidak dengan dahi berkerut tetapi dengan bibir tersenyum,” ucap Chandra.
Dia juga mengeklaim inisiator MRP merupakan para aktivis, antara lain Sanusi, Dedi Jaya, Aderi Sitompul, Suhawi, Diko, dan Bernard D. Namang. "Dalam waktu dekat kami akan turun dengan simpul masing-masing ke seluruh masyarakat.di seluruh indonesia,” kata Chandra. (tan/jpnn)