Tak Kunjung Diterima Jadi Anggota, Turki Minta Uni Eropa Gunakan Akal Sehat
jpnn.com, ANKARA - Turki, Selasa (8/12), mendesak Uni Eropa (EU) agar menggunakan akal sehat untuk mengakhiri perselisihan mengenai eksplorasi gas alam, yang telah memicu sengketa wilayah di Mediterania timur dan menimbulkan ancaman sanksi dari para pemimpin EU.
Ketika berbicara pada konferensi pers dengan mitranya dari Hongaria di Ankara, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan kembali bahwa Ankara ingin bergabung dengan EU sebagai anggota penuh.
Cavusoglu juga mengatakan pernyataan EU, yang menuduh Ankara memicu ketegangan, adalah salah.
Menurut dia, justru Yunani yang terus melanjutkan langkah-langkah provokatif meskipun ada upaya diplomatik Turki.
Pada Senin (7/12), para menteri luar negeri EU mengatakan Turki telah gagal membantu mengakhiri perselisihan dengan negara-negara anggota Yunani dan Siprus mengenai potensi sumber daya gas.
Namun, mereka menyerahkan keputusan tentang sanksi pembalasan untuk dibahas pada pertemuan puncak Uni Eropa pada Kamis (10/12).
"Mereka harus adil dan jujur di sini. Jika mereka juga berpikir secara strategis dan dengan akal sehat, kita dapat meningkatkan hubungan. Kita hanya bisa menyelesaikan masalah kita melalui dialog dan diplomasi," kata Cavusoglu.
"Kami ingin meningkatkan hubungan dengan EU. Kami tidak mengatakan ini karena ada pertemuan puncak atau karena ada sanksi dan agenda lain," tambahnya. "Kami selalu ingin meningkatkan hubungan kita berdasarkan keanggotaan penuh."