Tak Lagi Bebas ke Mal, Larang Istri Praktik Advokat
Oleh Anggit Satriyo - Sofyan Hendra-, JakartaRabu, 07 Oktober 2009 – 08:22 WIB
"Hari ini kali terakhir saya di kantor ini. Tadi saya menuntaskan rapat terakhir. Saya memutuskan mengundurkan diri," jelasnya. Di UNDP, Ota berkarir sejak enam tahun lalu. Di kantor PBB itu dia mendapatkan gaji sangat besar. Namun, dia tak menyebutkan nilainya. "Kalau mau masuk ke sini, saya harus mengirimkan lamaran lagi," selorohnya.
Sejak kemarin pula Ota juga melepaskan jabatannya di sejumlah yayasan. Di antaranya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Yayasan Keanekaragaman Hayati, dan Indonesian Center Enviromental Law (ICEL). Ota kemudian bercerita soal keputusannya menjadi pimpinan KPK.Dia mengungkapkan, tawaran menjadi pimpinan KPK itu datang pada Jumat malam pekan lalu (25/9). Awalnya, SMS dari anggota tim lima Andi Mattalatta masuk ke ponselnya. Isinya, Andi ingin mengajak Ota berbicara secara khusus.
Belum sampai dijawab, sebentar kemudian datang lagi panggilan. Kali ini datang dari anggota tim lima yang lain, mantan Ketua KPK Taufiequrachman Rukie. Mantan polisi itu memberikan tawaran kepadanya untuk mengisi kekosongan pimpinan di lembaga penegak hukum paling angker tersebut.